Rabu, 22 Mei 2019

The image camera to movement

CAMERA MOVEMENT



PERGERAKAN KAMERA
memiliki tujuan/maksud/makna jadi harus di usahakan untuk tidak melakukan pergerakan kamera yang tanpa tujuan.



CAMERA MOVEMENT/PERGERAKAN KAMERA  itu adalah :
1.PANNING
Pergerakan kamera dengan poros horisontal ke kiri  atau ke kanan dengan atau tanpa tripod. Poros yang di maksu disini adalah kepala tripod yang bisa bergerak, atau pergelangan tangan kita saat memegang kamera.
2.TILTING
Pergerakan kamera dengan poros vertikal di mana kamera menunduk atau mendonga/menengadah dengan atau tanpa tripod
3.TRACKING
Pergerakan kamera mendekati atu menjauhi obyek ( diam) dengan atau tanpa tripod/dolly.
4.CRAB
Pergerakan kamera dimana kamera di geser ke kiri maupun ke kanan dengan atau tanpa tripod.
Sesuai dengan nama nya yang dalam bahasa indonesia artinya KEPITING maka pergerakan ini adalah menyerupai jalannya kepiting, menyamping.
5.ZOOMING
Dalam ZOOMING ini yang bergerak bukan nya kamera tetapi lensa kamera yang bergerak maju atau mundur   mendekati/menjauhi obyek sementara kamera nya diam
6. FOLLOW
Adalah gerakan kamera yang dilakukan dengan mengikuti object bergerak. Berbeda dengan panning, follow dilakukan dengan cara kamera ikut bergerak searah dengan object.
7. LEVEL
Pergerakan kamera dimana kamera di geser ke atas atau  kebawah.

BELAJAR MENG-APRESIASI FILM

BELAJAR MENG-APRESIASI FILM


Apresiasi film adalah sebuah cara dalam menilai sebuah film melalui proses melihat, menganalisis dan mengevaluasi. Ada juga yang mengatakan apresiasi adalah sebuah proses memahami, menikmati dan menghargai sebuah karya. Puncak dari apresiasi atau proses lanjut darinya adalah kritik film.
Dalam apresiasi diungkapkan rasa baik dan buruk, sedang dalam kritik film penilaian akan dibahas lebih mendalam.


Tahapan Mengkritisi Film
1.) Deskripsi adalah tahapan awal dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan.
2.) Analisis formal merupakan tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya.
3.) Menafsirkan atau menginterpretasi merupakan tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan.
4.) Evaluasi atau penilaian merupakan tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.

KONVENSI DALAM FILM

KONVENSI DALAM FILM

Film Ada Apa dengan Cinta 2 adalah genre drama romantis yang dirilis pada
2016. Penelitian ini akan mengidentifikasi karakteristik genre film Ada Apa
Dengan Cinta? 2 sebagai drama percintaan. Proses identifikasi dilakuakan
menggunakan skema dasar genre. Analisis ini bertujuan untuk melihat kedalaman
film sebagai film bergenre drama roman. Teori yang digunakan adalah drama teori
penelitian akan ditemukan potongan gambar yang menggambarkan adegan drama
genre oleh Jane Stokes sebagai genre utama dan romansa sebagai sub-genre. Hasil
menjadi film romantis yang menjadi konvensi umum di film Ada Apa Dengan Cinta?

MANIPULASI WAKTU DALAM FILM

MANIPULASI WAKTU DALAM FILM

DALAM HAL INI SAYA MELANJUTKAN PENULISAN TENTANG MATA KULIAH SINEMATOGRAFI.





Perjalanan waktu “time travel” yang sering kita lihat pada film-film fiksi ilmiah adalah perjalanan yang benar-benar menembus waktu. Berpindah dari masa ke masa, dari tahun ke tahun hanya dengan menggunakan alat-alat rumit yang dibuat oleh seorang profesor berambut putih dan acak-acakan. Konsep perjalanan waktu tidaklah semudah itu. Karena perjalanan waktu ke masa lalu adalah sangat sulit dan kalaupun itu dapat terjadi, maka konsep paradoks akan berlaku di sini.

Akan sedikit masuk di akal, apabila perjalanan waktu bukanlah untuk merubah masa lalu, namun untuk melompat ke masa yang akan datang. Maksud saya di sini bukan benar-benar melompat ke masa depan, akan tetapi memanipulasi waktu agar apa yang kita lakukan seolah-olah melompat ke masa depan. Waktu sebenarnya bukanlah sebuah parameter yang statis. Ia dapat berubah sesuai dengan gravitasi dan berbagai macam hal lainnya. Sebagai contoh, waktu yang ada di luar angkasa, dengan gravitasi lebih rendah,  mempunyai rentang yang lebih pendek daripada di bumi. Sehingga orang yang ada di luar angkasa, seolah-olah mempunyai umur yang sedikit lebih panjang daripada di bumi.

CONVENTION IN SOUND

CONVENTION IN SOUND



Hello Guys...

A. Tata Suara
Tata suara (sound) atau penggunaan unsur audio atau suara dalam sebuah film mempunyai fungsi sebagai pemberi kesan hidup pada unsur visual film tersebut.

B. Unsur Tata SUara
1. Dialog
    Dialog biasanya mengambil porsi paling besar dalam sebuah film dan biasanya tidak seperti dalam
    kehidupan sehari-hari yang banyak diwarnai  basa-basi dan pembicaraan yang tidak berujung
    pangkal.

2. Narasi
    Adalah voice over atau suara yang muncul di luar apa yang nampak dalam layar.

3. Thought Voice
    Narasi yang menyuarakan apa yang terjadi dalam benak/fikiran dimana dalam layar seseorang
    aktor tidak berbicara lewat bibir tapi audience mendengar suaranya yang menceritakan apa yang
    sedang di pikirkannya semacam monolog panggung yang di pindah dalam film.

4. Musik
    Upaya menggabungkan aksi dramatik dan musik dalam film juga merupakan suatu konvensi.

5. Sound Effect
    Sama halnya dengan unsur suara lainnya, sound efek mempunyai kontribusi yang besar dalam
    mendukung ilusi realitas sebuah film.

6. Atmosphere
    Atmosphere merupakan unsur suara yang menciptakan kesan suara terhadap suasana sebenarnya.

Cafifest 2019 Hari-H

Cafifest 2019 Hari-H


Dan saya kembali lagi kalini saya akan menceritakan suatu Event Candradimuka yang sangat eksis dan menjadi perhatian para mahasiswa dan siswa..

CaFiFest'19 diadakan di Stisipol Candradimuka Palembang pada hari Selasa 30 April'19, Jl. Swadaya Sekip Ujung Palembang. Satu hari penuh terlaksana event kece dan terbuka untuk umum. Candradimuka Film Festival 2019 (CAFIFEST 2019) yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) Stisipol Candradimuka dan Jurusan Ilmu Komunikasi Stisipol Candradimuka.

Adapun kegiatan CAFIFEST'19 :
1.  Pameran Periklanan & Pemasaran Produk di lapangan Kantin depan Stisipol Candradimuka yang
     diikuti 20 stand.
2. Talk Show dengan tema "Peran Sineas Muda Terhadap Perkembangan Film Pendek di Sumatra
    Selatan" di Aula Ismail Djalili Stisipol Candradimuka.
3. Screening & Nobar Film para Nominasi Lomba Film Pendek CAFIFEST'19 untuk seluruh genre :
    Action, Drama, Comedy, Horor, Legenda.
4. Pameran foto dari Devisi Fotografi Himakom Stisipol Candradimuka di Gedung A Stisipol
    Candradimuka.

Dengan harga tiket OTS: Rp.50.000,-/orang
Tiket masuk 2 in 1 (Talk Show & Screening Film), Snack, dan makan malam.

Keseruan Nonton Bareng di Opi Mall

  
                     Pada 16 April 2019, seluruh mahasiswa-mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Semester 4 khususnya mata kuliah Sinematografi belajar di ruang kelas. Maksud dari belajar diruang kelas apa ya? Penasaran?
Awal mula sebelum tiba di XXI Cinema OPI MALL, kami berangkat bersama menggunakan LRT. Asyik lho! 3 kelas beramai-ramai naik LRT, ya LRT adalah salah satu transportasi kendaraan umum terbaru di Palembang.

Hanya Rp 5.000,- dapat menikmati transportasi umum tersebut, sangat murah bukan? Selain keretanya modern, juga bersih lho. Masyarakat pada tertib untuk tidak membuang sampah didalam kereta.

20 menit lamanya kami menempuh perjalanan, tibalah di Mall paling sudut dikota Palembang yaitu OPI MALL. Karena mahasiswanya banyak, kami meramaikan diruangan bioskop tersebut. Film yang ditonton adalah "SHAZAM" dimana genre film tersebut ialah "ACTION  dan COMEDY" aksi pahlawan super yang kocak, serta menyelamatkan isi kota dari tangan penjahat.

Selama 2 jam lebih NOBAR kegiatan dilanjuti  makan siang bersama, ternyata seru juga ya keakraban bersama teman-teman kampus, awal mula kami tidak saling mengenal dikarenakan berbeda kelas serta jam kuliah. Pada saat NOBAR semua saling mengenal.

Usai selesai nonton flim shazam dan kami pun pergi makan-makan bersama sama dan disitu pun kami sambil ketawa tawa setelah makan kami pun pulang dan menaiki LRT lagi wkwkw Apa Lagi saya pertama kali naik LRT dan aku pun terasa nyaman dan harga Cuman 5000 dan gak kenah macet di jalan di dalam LRT tersebut kami pun berfoto foto di dalam LRT. menurut saya naik LRT asik dan nyaman...Buat Temen-temen yang mau terburu - buru dan gak mau kenah macet di jalan ayok buruan naik LRT aja Harga nyah Murah Cuman 5000...Sekian Dalam Cerita Singkat Saya Saya Ucapkan Terima Kasihhhhhh.

REVIEW FILM "AVENGERS ENDGAME"

REVIEW FILM "AVENGERS ENDGAME"

Hallo Bro and sister..


AVENGERS ENDGAME

Lebih dari satu dekade sejak Marvel Studios merilis film pertamanya, Iron Man (2008), banyak waralaba film yang mengubah wajah pembuatan film. Kini, lebih dari 10 tahun, ada 21 film, puluhan serial TV, game, dan merchandise yang rilis sebelum film Avengers: Endgame. Semua ini menjadikan MCU sebagai cawan pendapatan besar setiap tahunnya.

Menceritakan beberapa saat setelah peristiwa jentikan Thanos, para pahlawan yang tersisa berencana untuk mengembalikan keadaan. Sesuai dengan kalimat semangat “whatever it takes”, para superhero akan mempertaruhkan segalanya demi keadaan alam semesta sebelumnya.

Durasi tiga jam yang awalnya dirasa terlalu lama bukanlah lelucon. Malah, hampir setiap menit digunakan dengan baik, kecuali beberapa adegan komedi yang mungkin bisa ditinggalkan untuk versi Blu-Ray. Film Avengers: Endgame berhasil mengikat seluruh kisah MCU dengan kesimpulan yang indah, emosional, menyayat hati, dan penuh harapan yang merupakan pencapaian yang enggak dapat disangkal.

Sebagus-bagusnya, masih ada cela meski bisa dimaafkan. Karena plotnya yang padat dan banyak yang ingin diceritakan, beberapa hal jadi terkesan sedikit berantakan. Terdapat beberapa logika yang meragukan dan menyimpan banyak pertanyaan, termasuk di endingfilm. Bahkan, sedikit melanggar aturan yang ditetapkan dari seluruh film MCU sebelum ini. Namun, terlepas dari itu, film ini menjadi perjalanan yang emosional dan memuaskan.

Adanya ansambel karakter dalam sebuah film menjadi sebuah tantangan, terutama soal chemistry. Hebatnya, Joe, Anthony, serta seluruh aktor-aktris bisa bekerja sama dengan baik. Saking dekat dan naturalnya akting mereka, kalian akan merasa bahwa mereka benar-benar ada di sekitar kita.
Team-up karakter juga terasa fresh dengan lelucon cerdas dan selera humor yang bagus.

Kalau Thanos jadi idola di peristiwa Infinity War, kali ini bukan hanya dia. Semua menjadi bintang karena berani berupaya lebih dari peran-peran di film MCU sebelumnya, sekalipun menjadi sidekick. Beberapa karakter berubah yang bisa jadi menandakan kisah di masa depan.
Enggak perlu diragukan lagi kualitas para aktor dan aktris. Penampilan mereka kerap bikin sebagian penggemar tepuk tangan meski durasi tampilnya singkat.

Review Film Bioskop Shazam


Review Film Bioskop Shazam


  Hallo Sobat Kepo-Film Shazam yang dirilis pada bulan April 2019 dan ditayangkan diberbagai bioskop Indonesia. Superhero tak melulu harus serius dan juga berbentuk sosok manusia dewasa. Ada kalanya dia adalah seorang konyol dalam sosok anak baru gedhe alias ABG. Namun, dia memiliki tekad untuk melawan kejahatan dan juga melindungi orang-orang yang dia cintai. 

    Shazam! adalah salah satunya. Dia adalah sosok pahlawan super yang memiliki tekad untuk melindungi lingkungan sekitarnya. Hanya, dia bukan sosok pahlawan biasa. Dia adalah jelmaan seorang ABG bernama Billy Barton (Asher Angel). Ketika Billy meneriakkan kata Shazam!, maka dia akan berubah menjadi superhero dengan kostum warna merah menyala, dengan lambang kilat di dada, dengan jubah putih di bagian punggung dan berusia sekitar 30an tahun. Superhero inilah yang dikenal sebagai Shazam (Zachary Levi). 
    Bagaimana jadinya ada anak kecil yang terjebak dalam tubuh Superman? Ya, kalian bisa tonton kisahnya di film Shazam! yang mulai tayang di Indonesia pada 2 April 2019. Sebagai informasi, Shazam awalnya bernama Captain Marvel ketika DC menyewa lisensi nama tersebut pada 1972 dan membeli pada 1994. Karena nama Captain Marvel udah jadi milik Marvel, DC terpaksa ganti nama karakter tersebut dengan Shazam.
    Menceritakan seorang anak asuh berusia 14 tahun yang menjadi pahlawan super. Kisah asal usulnya mengikuti Billy Batson (Asher Angel) ketika dia bertemu dengan Wizard Shazam (Djimon Hounsou) yang memberikan bocah itu kekuatan untuk menjadi superhero Shazam (Zachary Levi). Dalam film itu, Billy harus berhadapan dengan Dr. Thaddeus Sivana (Mark Strong) yang jahat dan monster Seven Deadly Sins.
    Harus diakui, Shazam! membawa apa yang semua orang selalu inginkan dari film DC dengan gaya aneh dan masih terasa membumi di dunia nyata. Shazam mungkin bukan karakter yang paling khas dalam hal kostum atau kekuatan, tapi pada tingkat kepribadian, jelas berbeda. Hal itu ditampilkan dengan apik oleh Zachary Levi.
    Kocaknya Levi mengingatkan kita pada karakter-karakter yang diperankan Ben Stiller. Dia juga bisa ngasih kejutan dan dialog satir remaja ala Deadpool. Didukung oleh Asher Angel juga melakukan pekerjaan yang baik sebagai Billy Batson. Dia membumikan kisah dengan beban emosional, sedangkan Levi mengangkatnya dengan komedi.
    Mark Strong sebagai Dr. Sivana, jadi supervillain DC yang tampil menarik daripada kebanyakan penjahat sekali pakai film superhero lain. Cooper Andrews dan Marta Milans sangat menyenangkan sebagai orang tua asuh Batson, sementara Djimon Hounsou sebagai Wizard Shazam tampil agak kaku.

Namun, senjata rahasia sebenarnya dari film ini adalah saudara dan saudari asuh Batson, termasuk Freddy oleh Jack Dylan Grazer yang dengan mudah tampil sebagai MVP. Terlebih kepekaan komedi dan chemistry-nya dengan Levi adalah jantung yang sebenarnya dari film ini.
    Memang, kebanyakan film superhero pasti memasukkan unsur keluarga. Tinggal dilihat, apakah unsur tersebut punya porsi yang bikin penonton terharu atau enggak. Sedangkan film Shazam!, unsur keluarganya lebih kental dari film DC lainnya, bahkan hampir mendekati unsur keluarga di film-film Disney.
Lewat karakternya, Shazam tampil sebagai salah satu superhero anti-mainstream. Dia nunjukkin bahwa menjadi pahlawan enggak perlu ngumpet, meski Billy berlindung di balik jubah Shazam. Bahkan, jiwa anak-anaknya menuntut dirinya untuk eksis di mana pun, termasuk media sosial.
film Shazam! tampil sebagai film superhero keluarga cerah dan penuh warna, baik secara visual maupun emosional. Banyak adegan-adegan yang bikin mata membuat timbul air mata karena aksi maupun kejutan hingga akhir film membuat sangat terharu.
Film superhero ini memang didesain sebagai pemenuhan fantasi dari impian paripurna anak-anak. Siapa yang tak girang setengah mati saat punya kekuatan super yang bisa mengalahkan penjahat super dan menyelamatkan banyak orang? Menjadi superhero adalah hal paling keren di dunia. Itu adalah spirit dari buku komik dan film superhero. Namun tak semua superhero merengkuh hal tersebut. Seringkali mereka terlalu serius. Tak demikian halnya dengan Shazam. Lha gimana, superheronya sendiri adalah anak-anak beneran.

    Film Shazam! (jangan lupa tanda serunya) pada dasarnya punya dua cerita. Pertama adalah soal anak-anak yang bersenang-senang saat tahu bahwa ia adalah superhero. Kedua, soal ia yang harus melakukan kegiatan superhero. Yang pertama lebih asyik secara signifikan daripada yang terakhir. Penyebabnya barangkali karena saya jarang sekali melihat bagian ini. Berbeda dengan bagian kedua yang sudah terlalu sering kita saksikan dalam ratusan ribu film superhero sebelumnya. 

    Atau mungkin karena bagian pertama punya jokes yang segar? Shazam! bukanlah film superhero yang pertama kali mengolok genrenya. Meski begitu, berbeda dengan 
Deadpool, leluconnya terasa tulus. Ia bercanda bukan karena ingin mengolok, melainkan karena ia sungguh merasa girang menjadi superhero. Saat pertama kali ditahbiskan sebagai superhero, apa hal pertama yang harus dilakukan? Yaa, mengetes kekuatan super dong. Ngeluarin listrik? Tubuh antipeluru? Kecepatan super? Bisa terbang? Bisa menghilang? Salah satu lelucon berulang dalam film ini adalah soal mencari nama superhero yang keci, tapi kebanyakan yang kepikiran adalah yang norak. 

    Anak yang dianugerahi kekuatan superhero tersebut adalah Billy Batson (Asher Angel). Sebagai anak yatim-piatu, Billy sebelumnya suka kabur dari panti asuhan demi mencari keberadaan orangtua aslinya. Sampai kemudian ia diadopsi oleh sebuah keluarga hangat yang punya 5 anak adopsi lain. Salah satu di antara mereka adalah Freddie (Jack Dylan Grazer), si tukang nyeletuk yang punya kekurangan fisik sehingga harus berjalan dengan bantuan tongkat. Saat kabur dari preman yang nge-bully Freddie, Billy tiba-tiba bertemu dengan penyihir bernama Shazam (Djimon Honsou). Sekarang, saat berteriak "Shazam!", Billy akan disambar petir lalu berubah wujud menjadi superhero dewasa (Zachary Levi) yang punya 6 kekuatan dewa, yaitu kebijaksanaan (S)olomon, ketangguhan (H)ercules, stamina (A)tlas, keperkasaan (Z)eus, keberanian (A)chilles, dan kecepatan (M)ercury. Disingkat SHAZAM. 

(Pengetahuan saya soal hal trivia buku komik yang sangat spesifik ini sukses menjaga keperjakaan saya selama SMA dan kuliah). 

    Penampakan fisik Shazam bisa disebut sebagai karakteristik standar superhero dasar. Ia punya kostum mentereng berwarna merah dengan lambang petir kuning besar yang bersinar di dada. Ia punya jubah kayak selendang ibu-ibu arisan. Ia punya tubuh berotot super yang lebih terlihat seperti diisi balon daripada otot beneran. Singkat kata, ia terlihat norak. Dan itulah poinnya. Shazam dimaksudkan sebagai manifestasi dari template superhero, pengejawantahan dari figur ideal superhero di mata anak-anak. Zachary Levi berhasil sekali mengeluarkan semangat dan pembawaan kanak-kanak dalam tubuh dewasanya yang sangat macho itu. 

    Ngomong-ngomong, Shazam si Penyihir menghilang setelah mewariskannya kekuatan. Jadi Billy harus mencari tahu sendiri bagaimana cara menjadi superhero. Untung ada Freddie yang adalah seorang maniak superhero. Berdua, mereka mencari tahu kekuatan Shazam dan bagaimana cara mengontrolnya. Tapi yang lebih penting adalah mengaplod videonya di Youtube dan memanfaatkan tubuh dewasa si Billy untuk membeli bir atau bolos sekolah. Dan markas. Setiap superhero harus punya markas. Diutamakan kastil di pinggir jurang atau dekat air terjun. Melihat mereka bersukacita dengan identitas baru ini adalah keseruan utama dari film. 

    Namun kegembiraan tak berlangsung lama. Sebab, ada ancaman dari penjahat bernama Dr Zivana (Mark Strong). Zivana punya daddy issues yang kronis, tapi masalah terbesarnya berasal dari kegagalannya direkrut oleh Shazam si Penyihir saat kecil dulu. Dendamnya berbahaya, karena ia sekarang punya kekuatan untuk memanggil 7 monster berjuluk "Seven Deadly Sins". Para monster ini sangat buruk rupa tapi juga sangat enak dilihat. Mereka punya tubuh yang beragam. Ada yang punya tangan empat, ada yang bersayap kelelawar, dan ada yang punya mulut vertikal yang bisa terbuka hingga ke perut. CGI-nya sangat meyakinkan, terutama saat kemunculan perdana mereka.